Selasa, 25 Maret 2014

MAKALAH PERKEMBANGAN KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN


PERKEMBANGAN KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN
v        AKUNTANSI KEUANGAN ( FINANCIAL ACCOUNTING )
Akuntansi keuangan atau Financial Accounting (Joel G Siegel, 2005) adalah informasi-informasi yang dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP), antara lain pencatatan dan peringkasan transaksi atau kejadian usaha. Akuntansi keuangan berkaitan dengan persiapan pembuatan laporan keuangan untuk pengguna eksternal, seperti kreditor, investor, dan pemasok. Laporan keuangan meliputi statement of financial position, statement of comprehensive income, statement of changes in equity, statement of cash flows, notes disclosure. Note disclosure meliputi catatan kaki yang bersangkutan, surat direktur, diskusi manajement mengenai operasi dan lain sebagainya yang muncul dalam laporan tahunan.
v         AKUNTANSI BIAYA ( COST ACCOUNTING )
Akuntansi biaya atau Cost Accounting (William K Carter, 2006) adalah suatau alat yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian untuk memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Pengumpulan, presentasi, dan analisis dari informasi mengenai biaya.
Akuntansi biaya atau Cost Accounting (Joel G Siegel, 2005) adalah sistem pencatatan dan pengukuran biayauntuk membuat barang dan menyediakan jasa secara keseluruhan disertai dengan perinciannya. Termasuk metode reorganisasi, klasifikasi, alokasi, pengumpulan, dan pelaporan biaya aktual serta membandingkannya dengan biaya standar.
v        AKUNTANSI MANAJEMEN ( MANAGEMENT ACCOUNTING )
Akuntansi managemen dapat dipandang dari dua sudut (mulyadi, 2001) :
1.      Akuntansi sebagai tipe akuntansi adalah suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk mengasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai internal organisasi.
2.      Akuntansi sebagai tipe informasi adalah akuntansi merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan.
v        MENEJEMEN BIAYA ( MANAGEMENT COST )
Manajemen biaya atau management cost (http://manaje-men.com/manajemen.biaya.html) adalah :
Manajemen biaya adalah proses perencanaan dan pengendalian anggaran bisnis.
Manajemen Biaya adalah suatu bentuk akuntansi manajemen yang memungkinkan sebuah bisnis untuk memprediksi pengeluaran yang akan datang untuk membantu mengurangi kemungkinan akan melebihi anggaran.
Manajemen Biaya adalah proses dimana perusahaan mengontrol dan merencanakan biaya dalam melakukan bisnis. Masing-masing proyek harus telah disesuaikan dengan rencana manajemen biaya, dan perusahaan secara keseluruhan juga mengintegrasikan pengelolaan biaya ke model bisnis mereka secara keseluruhan.
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi yang kita kenal sekarang telah berkembang seiring dengan zaman dan peradaban manusia. Masyarakat modern tidak dapat terlepas dari apa yang dinamakan akuntansi. Namun, akuntansi yang telah diterapkan sekarang, baik di perusahaan profit oriented maupun non profit oriented, sebenarnya telah mengalami evolusi.
Tulisan berupa hitungan-hitungan sederhana yang ditemukan di gua-gua prasejarah di beberapa negara, seperti pedalaman Amerika, Eropa, Arab, dan Asia menjadi bukti bahwa manusia zaman batu telah mengenal akuntansi. Tonggak sejarah yang masih tertulis dan dikatakan sebagai awal dan cikal bakal akuntansi adalah zaman Luca Pacioli. Pacioli memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan, yang disebut double entry bookkeeping system.
Dalam perkembangan akuntansi, bidang yang paling awal berkembang adalah akuntansi keuangan. Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat karena kebutuhan akan informasi, maka berkembanglah bidang-bidang lain, seperti akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi perpajakan, akuntansi sektor publik, sistem informasi akuntansi, akuntansi keperilakuan dan perkembangan terakhir khususnya di Indonesia adanya konsep akuntansi syariah. Bidang akutansi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang sehingga memperkaya bidang akuntansi. Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pihak internal perusahan (internal user), sedangkan akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak eksternal perusahaan (external user).
Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi karena proses dari akuntansi manajemen akan menghasilkan informasi. Pembuat informasi atau pengguna sistem informasi adalah manusia (bisa para manajer, investor, pemerintah, dan user lainnya yang berkepentingan dengan informasi tersebut). Keberhasilan suatu sistem informasi tak lepas dari perilaku manusianya. Perkembangan akuntansi tak lepas dari perilaku. Mendesaknya kebutuhan akuntansi dan pentingnya peranan manusia dalam bidang akuntansi maka dengan mengadopsi bidang-bidang ilmu lainnya, seperti ilmu psikologi dan sosial, lahirlah akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan akhirnya diakui keberadaannya dan banyak bukti empiris yang dihasilkan oleh para peneliti yang ikut memperkuat bidang akuntansi keperilakuan.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bidang yang sangat luas. Dalam perkembangan riset empirisnya diawali dari bidang akuntansi manajemen dan kemudian ke bidang lainnya. Dalam analisisnya banyak didukung oleh teori yang ada di disiplin ilmu lainnya. Suatu hal yang menarik dalam mengkaji bidang riset akuntansi keperilakuan ini adalah mengkaitkannya dengan akuntansi manajemen (managerial accounting). Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen yang pertama kali berkembang adalah     isu        budgeting.
Untuk lebih memahami implikasi riset akuntansi keperilakuan (behavioral accounting research/BAR) terhadap pengembangan akuntansi manajemen (managerial accounting), kajian akan dimulai dari perkembangan akuntansi keperilakuan, akuntansi manajemen, riset akuntansi keperilakuan dalam akuntansi manajemen, seperti budgeting, balanced scorecard (BSC), just in time (JIT), total quality management, dan activity based costing system (ABC system).
Akuntansi     Keperilakuan dan Perkembangannya Ikhsan (2005) menyatakan bahwa tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh empiris yang dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang terbuka, baik untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik. Selanjutnya Ikhsan (2005) menjelaskan bahwa akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik yang bertujuan (1) untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan, (2) untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis, dan (3) untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi   kebijakan perusahaan.
Bidang keperilakuan dalam akuntansi dapat dikatakan masih baru dibandingkan dengan akuntansi keuangan. Topik keperilakuan ini mulai berkembang pada tahun 1950-an. Pada Juni 1951 Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk penyelidikan dampak anggaran (Ikhsan,2005). Hal itu diawali dari penelitian Argyris (1952), yang meneliti hubungan antara manusia dengan anggaran dan kemudian diikuti oleh peneliti-peneliti lainnya.
Awal perkembangan riset keperilakuan ini telah dikaji dalam studi yang dilakukan Lord (1989). Lord mengkaji perkembangan riset akuntansi keperilakuan (behavioral accounting research) dari tahun 1952 sampai dengan tahun 1981. Lord (1989) mengelompokkan perkembangan hasil penelitian yang berkaitan dengan bidang riset akuntansi keperilakuan menjadi enam fokus penelitian, antara lain akuntansi dalan konteks organisasi (accounting in an organizational context), penganggaran (budgeting), pemikiran psikologi (early psychology thoughts), pemrosesan informasi manusia (human information proccesing), kontingensi teori (contingency teory), dan konferensi dan peristiwa (conferences and events).
Studi Burgstahler dan Sundem (1989) hampir sama dengan studi Lord (1989), yaitu mengkaji perkembangan riset keperilakuan tahun 1968-1987. Hasil riset yang dikaji diambil dari artikel yang dipublikasikan pada tiga jurnal, yaitu The Accounting Review (AR), Journal of Accounting Research (JAR), Accounting Organization and Society (AOS). Baik artikel yang ditulis oleh Lord (1989) maupun Burgstahler dan Sundem (1989) merupakan invited paper dalam rangka penerbitan pertama jurnal Behavioral Research in Accounting. Hal itu berawal dari cikal bakal penelitian Argyris (1952) yang pertama kali fokus pada anggaran hingga akhirnya sekarang berkembang pada bidang lain, seperti auditing, pajak, dan akuntansi keuangan.
Menurut Burgstahler dkk. (1989) penelitian bidang keperilakuan sudah mengalami perkembangan sebagai berikut. Pertama, metode penelitian behavioral digunakan untuk isu akuntansi tanpa mengadopsi beberapa teori behavioral yang mendasarinya. Kedua, model atau teori behavioral diadopsi. Fase ketiga adalah pengujian model behavioral kepada akuntansi seperti pengujian model lensa Brunswick.
Peneliti-peneliti di Indonesia juga tertarik dengan riset akuntansi keperilakuan. Bidang riset keperilakuan juga menjadi pusat perhatian dalam ajang seminar nasional akuntansi (SNA) di Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun oleh IAIKAPd yaitu Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) bekerja sama dengan Kompartemen Akuntan Pendidik (KAPd). Topik bahasan hasil-hasil studi dalam seminar ini dibagi menjadi lima, yaitu akuntansi keuangan dan pasar modal; akuntansi manajemen dan keperilakuan; akuntansi sektor publik dan perpajakan; sistem informasi, auditing, dan etika; dan pendidikan akuntansi dan akuntansi syariah. Hasil penelitian di bidang akuntansi manajemen dijadikan satu pembahasan dengan akuntansi keperilakuan karena kedua bidang ini sama-sama membahas tentang manusia. Burgstahler dan Sundem (1989) meyebutkan ada beberapa faktor yang membuat behavioral research in accounting secara khusus mempunyai kesulitan, yaitu bidangnya luas, variabel kompleks, perilaku adalah sebuah situasi spesifik, perwujudan lain dari interelasi variabel-variabel adalah beberapa hukum perilaku sepenuhnya umum, titik temu validitas internal dan validitas eksternal, sistem kontrol akademis, dan evaluasi kualitatif.
Penelitian keperilakuan dalam akuntansi riset bisa menggunakan tiga jenis metode, antara lain studi lapangan, eksperimen, dan survei yang masing-masing ada keunggulan dan kelemahannya. Ketiga metode ini bisa saling melengkapi dengan menerapkan metode multiple.

Akuntansi     Manajemen
Akuntansi manajemen adalah bagian dari akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Kehadiran akuntansi manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal untuk mencapai tujuan organisasinya.
Teknik-teknik dalam akuntansi manajemen membantu manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen. Misalnya, menyusun anggaran (budget), melakukan analisis cost, volume, propit (CVP), analisis varian, dan pemilihan sistem pembebanan biaya yang tepat untuk penentuan harga jual. Pemilihan metode ini akan mempengaruhi keakuratan pembebanan biaya ke produk sehingga manajer dapat dengan tepat menentukan harga jual. Dengan demikian, dapat unggul dan    bersaing dalam         harga.
Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management (TQM), target            costing,       dan      orientasi           pelanggan.
Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan (financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan dan       pembelajaran,       serta  proses    bisnis        internal.
Artikel terbaru mengenai akuntansi manajemen ditulis oleh Birnberg G. Jacod (2000) yang membahas tentang peranan riset keperilakuan dalam pendidikan akuntansi manajemen pada abad ke dua puluh satu. Birnberg menjelaskan bahwa materi akuntansi manajemen dalam tiga periode setelah Perang Dunia Kedua berakhir meliputi periode akuntansi biaya (the cost-accounting period), periode akuntansi manajemen modern (the modern management accounting period), periode akuntansi manajemen postmodern (The post-modern management accounting period). Fokus terbaru dalam akuntansi manajemen seperti dijelaskan oleh Hansen dan Mowen (2005) adalah activity based management, customer orientation, cross-functional perspective, total quality management, time as competitive element,         efficiency     dan   E-business.
Akuntansi manajemen sangat erat berkaitan dengan manusia. Kajian atau studi di bidang akuntansi manajemen mendapat perhatian bagi riset akuntansi di bidang keperilakuan. Kegagalan dalam hal pencapaian kinerja sebenarnya akibat dari aspek keperilakuan. Perilaku (behavior) adalah tindakan-tindakan (actions) atau reaksi (reaction) dari suatu objek atau organisme  (Jogiyanto,             2007).
Keperilakuan   dalam  Akuntansi  Manajemen   Budgeting
Budgeting merupakan bagian dari materi akuntansi manajemen, yang memegang peranan dalam perencanaan dan pengendalian sebagai dua bagian yang tak terpisahkan. Perencanan berarti melihat ke depan, yang mengandung pengertian yaitu menentukan tidakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu. Sebaliknya, pengendalian adalah melihat ke belakang yang berarti menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkan dengan rencana yang telah disusun (Hansen & Mowen, 2005). Adapun tujuan anggaran adalah memberikan informasi yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, sebagai standar bagi evaluasi kinerja dan meningkatkan komunikasi dan koordinasi antarbagian. Anggaran yang disusun berupa anggaran operasi (seperti anggaran penjualan, produksi, pembelian bahan, tenaga kerja, overhead, beban penjualan dan administrasi, persediaan akhir, serta harga pokok penjualan) dan anggaran keuangan (seperti anggaran arus kas, neraca, dan pengeluaran modal). Anggaran digunakan untuk mengontrol kinerja pekerja, yang paling sederhana meliputi empat langkah berikut.

1.    Penetapan            standar       oleh               manajemen
2.    Penetapan            standar       oleh               kelompok     yang    dikontrol
3.    Kinerja   operasi
4.    Pelaporan hasil dengan ganjaran positif atau negatif ditentukan oleh manajemen

Penelitian di bidang akuntansi manajemen diawali dengan penelitian Argyris (1952), topiknya adalah budgeting, yaitu melihat hubungan manusia dengan anggaran. Didukung oleh teori dan temuan empiris dari perilaku organisasional dan psikologi sosial, Argyris (1952) melakukan sebuah studi lapangan tentang proses anggaran. Covaleski dan Dirsmith (1986) mewawancarai 56 manajer pada enam rumah sakit. Mereka menemukan bahwa budgeting digunakan sebagai proses politik oleh manajer untuk merasionalkan dan melegitimasi aksi simbolis dan ritualistis. Studi lapangan lainnya oleh Czarniawska-Jorges dan Jacobsson (1989) menjelaskan bagaimana proses anggaran berhubungan dengan konteks budaya organisasi. Brownell (1982) meringkas beberapa studi akuntansi dan nonakuntansi yang menunjukkan hubungan antara karakteristik tugas dan organisasional dengan proses anggaran. Young (1985) mendesain sebuah eksperimen untuk secara langsung mengamati slack perilaku dan menemukan bahwa preferensi risiko dan tekanan sosial benar-benar mempengaruhi         terjadinya        slack    anggaran.
Schiff dan lewin (1974) menyatakan pendapat Birnberg dan Nath bahwa penelitian behavioral dalam managerial accounting dibagi ke dalam tiga kategori luas, yaitu sebagai berikut.
1. Usaha untuk menentukan model bagi seluruh bagian subsistem manusia
2. Investigasi ke dalam dimensi behavioral dari proses kontrol manajemen
3.    Studi dari sudut pandang behavioral tentang efek karakteristik perusahaan terhadap bentuk   dan      fungsi       sistem    informasi    manajemen.

Beberapa hasil penelitian akuntansi keperilakuan terbaru dalam bidang akuntansi manajemen di Indonesia telah diseminarkan dalam Seminar Nasional Akuntansi (SNA). Rahman dkk. (2007) meneliti pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kejelasan peran, pemberdayaan, psikologis, dan kinerja manajerial dengan pendekatan partial least square. Cahyono dkk. (2007) meneliti pengaruh moderasi sistem pengendalian manajemen dan inovasi terhadap kinerja. Wijayantoro dkk. (2007) meneliti hubungan antara sistem pengendalian manajemen dengan perilaku disfunctional: budaya nasional sebagai variabel moderating (penelitian para manajer perusahaan manufaktur di Jawa Tengah). Yufaningrum dkk. (2005) menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmen tujuan anggaran dan job relevant information (JRI) sebagai variabel intervening. Sumarno (2005) meneliti pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

Balanced  Scorecard
Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen. Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategic yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Wijaya Tunggal, 2003). Pengukuran kinerja yang komprehensif ini diberi nama balanced scorecard. Hal itu pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1992) mengenai keunggulan pengukuran kinerja dari dua perspektif, yaitu sisi keuangan dan non keuangan (customer relations, internal business processes, learning  and           growth).
Kaplan dan Norton (1996) menulis mengenai penggunaan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategi. Balanced scorecard dapat berfungsi sebagai alat untuk mengawasi apakah strategi perusahaan telah dijalankan dan juga untuk menilai apakah strategi yang telah ditetapkan sudah tepat. Salah satu contoh penelitian dengan topik ini dilakukan oleh Lipe dan Salterio  (2000).

Just In Time  (JIT)
Just In Time (JIT) merupakan suatu filosofi yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi dengan tujuan strategis meningkatkan laba, meningkatkan mutu, mengendalikan sediaan, dan memperbaiki kinerja pengiriman (Supriyono, 1999). Sebuah contoh penelitian di bidang JIT dilakukan oleh Balakrishnan (1996) yang meneliti perusahaan-perusahaan yang mengadopsi sistem inventori JIT dan pengaruhnya terhadap Ratio Return on Assets (ROA). Penelitian ini dimotivasi oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia di Amerika yang mulai mengadopsi JIT karena dapat mengurangi kos. Jadi, adanya pertimbangan cost and benefit. Turunnya nilai persediaan berarti            turunnya     kos.


Total    Quality  Management
Manajemen mutu total (Total Quality Management/TQM) adalah suatu pendekatan sistem untuk mengintegrasikan semua fungsi dan proses dalam suatu organisasi agar tercapainya penyempurnaan mutu barang atau jasa secara berkesinambungan dengan tujuan untuk mencapai kepuasan konsumen (Supriyono, 1999). Untuk membantu tercapainya Total Quality Management/TQM harus memperhatikan daur hidup produk seperti desain dan pengembangan, pengadaan masukan, produksi, pemasaran, distribusi, dan pelayanan.
Ittner (1995) meneliti tentang Total Quality Management (TQM) dan pilihan dari informasi dan sistem reward-nya. Data diambil dari sampel perusahaan automobil dan industri komputer dari Jerman, Kanada, Jepang, dan Amerika pada tahun 1991 yang telah mempraktikkan manajemen kualitas/ Quality Management. Penelitian dilakukan metode survei.

Activity Based  Costing  System
Activity based costing adalah suatu sistem pembebanan biaya yang berdasarkan aktivitas. Activity-based Costing (ABC) telah dipromosikan dan diadopsi sebagai dasar untuk pembuatan keputusan yang strategis dan untuk meningkatkan kinerja laba (Bjornenak dan Mitchell, 1999). Informasi ABC kini juga digunakan secara luas untuk menilai continous improvement dan untuk memonitor proses kinerja. ABC dapat diterima secara luas dan cepat karena dipercaya memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode pembebanan biaya   konvensional.
Dalam sebuah eksperimen, Drake et al. (1999) menemukan bahwa aktivitas yang inovatif dapat menghasilkan tingkat laba perusahaan yang lebih tinggi atau lebih rendah bila para pekerja mempunyai informasi mengenai ABC. Gunawan (2007) meneliti analisis hubungan activity based costing dengan peningkatan kinerja keuangan yang merupakan studi empiris yang dilakukan di Bursa Efek Jakarta. Hasil pengujian tidak menemukan bukti empiris yang mendukung analisis dan penelitian sebelumnya mengenai kondisi yang memungkinkan untuk bisa memperoleh keuntungan dari ABC. Hubungan antara lingkup penggunaan ABC dan peningkatan di dalam ROI tidak dipengaruhi oleh faktor yang diidentifikasi spesifik.
Implikasi Riset Akuntansi Keperilakuan, Terhadap Pengembangan Akuntansi Manajemen
Melalui riset akuntansi keperilakuan, teori-teori, konsep, dan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen dapat diuji secara empiris mengenai manfaat teori-teori baru tersebut terhadap peningkatan kinerja dalam pengambilan keputusan strategik. Dengan adanya hasil riset empiris dalam akuntansi manajemen ini dapat membantu pengembangan akuntansi manajemen. Pihak manajemen menjadi yakin terhadap konsep-konsep yang baru dikembangkan tersebut akan membantu dalam fungsi pokok manajemen, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Isu – isu terbaru dalam akuntansi manajemen, seperti activity based management, customer orientation, cross-functional perspective, total quality management, time as competitive element, efficiency dan E-business, ABC system, dan balanced scorecard ikut memperkaya hasil penelitian di bidang riset keperilakuan.
Antara akuntansi manajemen dan riset akuntansi keperilakuan ada keterkaitan karena kesuksesan dalam menghasilkan informasi akuntansi manajemen sangat tergantung pada faktor manusia dalam berperilaku. Riset akuntansi keperilakuan pertama kali berkembang dari bidang akuntansi manajemen, yaitu bidang yang dibahas adalah budgeting. Akuntansi manajemen dapat dikatakan memberikan kontribusi yang besar dalam riset akuntansi keperilakuan. Bidang akuntansi manajemen sangat berkaitan dengan perilaku manajer dan seluruh staf organisasi. Tercapainya visi perusahaan sangatlah tergantung pada kerja sama antara berbagai pihak, baik dari pihak internal perusahaan maupun kerja sama yang baik dengan                  pihak   ekstrnal            perusahaan.

kesimpulan :
Dari penjelasan di atas maka saya dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Riset akuntansi keperilakuan (behavioral accounting riset/BAR) adalah bidang riset yang sedang berkembang. Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen seperti budgeting penelitian ini diawali oleh Argyris (1952) yang melakukan sebuah studi lapangan tentang proses anggaran. Dalam perkembangan sekarang riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen sudah berkembang pada penelitian dan pengujian terhadap konsep-konsep baru dalam akuntansi manajemen. Hasil-hasil riset akuntansi keperilakuan yang menguji konsep-konsep baru dalam akuntansi manajemen seperti activity based management, customer orientation, cross-functional perspective, total quality management, time as competitive element, efficiency dan E-business, ABC system, dan balanced scorecard diharapkan akan memberikan pengembangan terhadap teori-teori akuntansi manajemen menjadi teori yang lebih baik dan dipercaya implementasinya akan memberikan manfaat bagi perusahaan. Melalui riset akuntansi keperilakuan pada akuntansi manajemen diharapkan akan melahirkan konsep atau teori baru.
KONSEP DAN PRILAKU BIAYA
v Different Cost For Different Purpose
Different cost for different purpose, pengertian kalimat tersebut sangat penting karena informasi biaya digunakan untuk membantu beberapa keputusan, dimana keputusan tersebut akan menentukan sifat biaya yang dibutuhkan, bagaimana biaya tersebut dihitung dan nilai biaya tersebut. Ini berarti jumlah biaya yang berguna untuk satu keputusan mungkin tidak berguna atau mungkin berbahaya jika digunakan untuk keputusan lain. Differencial cost merupakan biaya yang besarnya ditaksir atau dianggap akan berbeda diantara alternatif yang ada.
Dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi menejemen berperan untuk :
1.      Merangsang menejemen di dalam menyadari dan mendefinisikan masalah
2.      Memisahkan alternatif tindakan yang satu dengan alternatif tindakan yang lain
3.      Menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih
4.      Membantu menganalisa dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
v Prilaku Biaya
Prilaku biaya merupakan suatu biaya yang dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan dan nilai persedian akhir, biaya-biaya ini penting untuk mempersiapkan laporan keuangan eksternal. Biaya yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut diatur berdasarkan fungsinya.
Biaya dibagi menjadi 4 macam yaitu :
1.          Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji  direktur produksi.
2.          Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
3.          Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan.
4.          Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
v Konsep Relevan Range
Konsep relevan range adalah rentang kegiatan yang menjadikan kebiasaan dimana biaya tertentu menjadi kenyataan. Cukup beresiko untuk meramalkan di balik kisaran yang relevan karena tidak ada pengamatan di luaran kisaran.
Misalnya biaya tetap tidak akan berubah hanya untuk kisaran khusus pada volume kegiatan, yang disebut kisaran yang relevan. Di balik ini biaya tetap itu tidak konstan. Analisis titik impas dan analisis biaya campuran, hanya berguna dalam kegiatan ini yaitu zone volume yang perilaku biaya variabelnya, biaya tetapnya, dan harga jualnya dapat ditaksir dengan ketepatan wajar.
v Teknik Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel (hansen dan mowen, 2005)
Biaya tetap adalah suatu biaya yang jumlahnya tetap sama ketika output berubah. Lebih formalnya, biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah totaltetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. Dua bagian dari definisi biaya tetap perlu pembahasan lebih lanjut mengenai rentang yang elevan dan istilah dalma total. Rentang yang relevan adalah rentang output di mana asumsi hubungan biaya/output berlaku.
Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total bervariasi secara proporsional terhadap perubahan perubahan output. Oleh karena itu biaya variabel naik ketika output naik, dan akan turun ketika output turun. Biaya-biaya variabel dapat juga dinyatakan dengan persamaan linear, total biaya variabel tergantung pada tingkat pergerakan.
KASUS
PT X merupakan perusahaan yang memproduksi pemanas pada teko kopi. Dipabrik terdapat banyak aktivitas misalnya aktivitas pemotongan pipa. Dalam aktivitas PT X mesin digunakan untuk memotong pipa logam tipis menjadi potongan-potongan sepanjang 3 inci, karena potongan tersebut akan digunakan pada setiap pemanas jadi logam tipis sepanjang 3 inci ini merupakan output dari aktivitas pemotongan. Aktivitas pemotongan menggunakan dua input yaitu :
1.      Mesin potong
2.      Listrik untuk mengoperasikan mesin pemotong
Dalam perusahaan PT X mesin didapat dengan cara menyewa, biaya sewa selama setahun      $ 60.000. Mesin dapat memproduksi 240.000 unit selama satu tahun.
Sewa mesin
Jumlah potongan 3 inci
Biaya per unit
$ 60.000
0
N/A
$ 60.000
60.000
$ 1,00
$ 60.000
120.000
$ 0,50
$ 60.000
180.000
$ 0,30
$ 60.000
240.000
$ 0,25
                                                                                                                               
 Dalam hal ini yang menjadi biaya tetap adalah biaya penyewaan mesin potong seharga $ 60.000
Biaya listrik
Jumlah potongan 3 inci
Biaya per unit
$ 0
0
$ 0
$ 12.000
60.000
$ 0,20
$ 24.000
120.000
$ 0,20
$ 36.000
180.000
$ 0,20
$ 48.000
240.000
$ 0,20
Dalam hal ini yang menjadi biaya variabel adalah biaya listrik dimana
Total biaya variabel  =  biaya variebel per unit  x  jumlah unit
Dalam pembuatan grafik tingkat peningkatan diukur dengan kemiringan (slope) garis. Disini kemiringan garisnya adalah 0,20.
Disadur dari Makalah  Akmen PPA Widyatama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISAN SOFTSKILL BAHASA INGGRIS 2 TULISAN KE 2

BAHASA INGRRIS 2                         NAMA            : ADE DAMAYANTI                         NPM               : 10...