PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
NAMA :
ADE DAMAYANTI
NPM :
10213129
KELAS :
2EA33
DOSEN :
SRI WALUYO
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah saya dapat
menyelesaikan tugas PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN ini tepat pada waktunya.Tugas PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ini
disusun sebagai salah satu tugas perorangan pada Program Studi Universitas
Gunadarma di Bekasi.
Dalam menyusun tugas ini, saya banyak menerima bantuan baik
berupa nasehat, dan petunjuk dari berbagai pihak.Dalam kesempatan ini, saya
ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bpk. Sri Waluyo selaku Dosen dan semua pihak yang sudah banyak membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Akhir kata, saya mengucapkan terima
kasih dan menyadari masih banyak kekurangan dari apa yang saya kerjakan, untuk
itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya
menjadi lebih bagus dan sempurna.
PENULIS
(
ADE DAMAYANTI )
BAB
I
PENDAHULUAN
Pengertian wawasan nusantara, bagaimana
kedudukan wawasan nusantara, apa sih fungsi wawasan nusantara, dan bagaimana
tujuan serta implementasi / penerapan wawasan nusantara. Poin-poin itu yang
akan dijelaskan dalam tulisan berjudul wawasan nusantara dan pengertian
wawasan nusatara ini.
Pengertian Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah
dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional
Menurut Prof. Dr. Wan Usman bahwa pengertian
wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai Negara kepuluan dengan semua aspek kehidupan yang bervariasi.
Pengertian wawasan nusantara berdasarkan Kel.
Kerja Lembaga Pertahanan Nasional tahun 1999, bahwa wawasan nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
bervariasi dan memiliki nilai bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
memperoleh tujuan nasional.
Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan tahun 1998 tentang Garis
Besar Haluan Negara, pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesai terhadap diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam pelaksanaan penyelenggaraan
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara untuk menggapai tujuan nasional.
Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional
bangsa Indonesai adalah ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
Indonesia agar tidak terjadi penyimpangan dan penyesatan dalam perjuangan
menggapai dan mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional. Oleh karena itu,
wawasan nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan
nasional.
Dalam Paradigma Nasional, kedudukan atau
stratifikasi wawasan nusantara dapat anda lihat dibawah ini:
- Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar
negara berkedudukan sebagai landasan idiil
- Undang undang dasar 1945 (UUD) sebagai landasan
konstitusi negara berkedudukan sebagai landasan konstitusional
- Wawasan nusantara sebagai visi nasional berkedudukan
sebagai landasan visional.
- Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional
berkedudukan sebagai landasan konsepsional
- GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau
kebijakan dasar nasional berkedudukan sebagai landasan operasional.
Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman,
dorongan, motivasi, serta rambu-rambu dalam penentuan segala kebijaksanaan
(kebijakan), tindakan, perbuatan dan keputusan bagi penyelenggara negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara bertujuan mewujudukan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang
lebih mengutamakan kepentikan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,
suku bangsa, daerah, dan golongan. Ini bukanlah berarti menghilangkan kepentingan
kepentingan individu, kelompok, suku bangsa, ataupun daerah. Kepentingan
kepentingan tersebut akan selalu dihormati, diakui dan dipenuhi selama tidak
bertentangan dengan kepentingan masyarakat banyak atau kepentingan nasional.
Nasionalisme yang tinggi di berbagai bidang atau segi kehidupan demi
terwujudnya tujuan nasional tersebut adalah pancaran dari makin bertambahnya
rasa, semangat dan paham kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil
pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
Asas Wawasan Nusantara
Asas wawasan nusantara merupakan ketentuan
ketentuan atau kaidah kaidah dasar yang harus diciptakan, dipatuhi, dipelihara,
dan ditaati agar tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesai
terhadap kesepakatan bersama. Pengabaian terhadap asas wawasan Nusantara akan
berakibat terjadinya pelanggaran terhadap kesepakatan bersama yang akan
menimbulkan perpecahan, tercerai berainya bhineka dari tiap bagian dari bangsa
dan negara Indonesai. Oleh karena itu asas wawasan nusantara tidak boleh
diabaikan.
Asas wawasan nusantara terdiri atas :
Kepentinga yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerja sama, dan
kesetiaan. Hal ini seluruhnya merupakan asas wawasan nusantara yang betul betul
harus dilaksanakan demi terjaganya kesatuan dalam kebhinekaan.
Pelaksaan atau Implementasi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang serta
visi nasional Indonesia sehingga haruslah dipergunakan sebagai arahan, acuan,
pedoman dan tuntutan bagi seluruh individu bangsa Indonesia dalam memeliharan
dan membangun tuntutan bangsa dan NKRI. oleh karena itu, penerapan, pelaksanaan
atau implementasi wawasan nusantara harus tercermin pada pola sikap, dan tindak
yang selalu dan senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI daripada
kepentingan kelompok apalagi kepentingan pribadi.
Penerapan atau implementasi wawasan
nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air
secara utuh dan menyeluruh yaitu dalam hal hal berikut ini:
- Penerapan atau implementasi wawasan nusantara dalam
kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggara negara yang sehat
dan dinamis, hal tersebut tampak dari wujud pemerintahan yang kuat,
aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan
rakyat.
- Implementasi atau penerapan wawasan nusantara dalam
kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar benar
menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
secara adil dan merata. Disamping itu, penerapan wawasan nusantara
mencerminkan tanggungjawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan
dan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik
serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
- Penerapan Wawasan nusantara dalam segi kehidupan
sosial. Hal tersebut akan menciptakan sikap lahiriah dan batiniah yang
menghormati, menerima dan mengakui segala bentuk kebhinekaan atau
perbedaan sebagai karunia sang Pencipta.
- Penerapan wawasan nusantara dalam sendi kehidupan
pertahanan dan keamanan akan menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air
dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap
warga negara Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Ritual Tiwah
Ritual Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama sandung.
Ritual Tiwah dijadikan objek wisata karen unik dan khas banyak para wisatawan mancanegara tertarik pada upacara ini yang hanya di lakukan oleh warga Dayak Kalteng
2.Kebo-Keboan
Prosesi upacara adat Kebo-keboan yang dilaksanakan setiap tahun oleh warga Desa Alasmalang. Awalnya upacara adat ini dilaksanakan untuk memohon turunya hujan saat kemarau panjang, dengan turunnya hujan ini berarti petani dapat segera bercocok tanam.
Puncaknya prosesinya adalah membajak sawah dan menanam bibit padi di persawahan. Orang-orang yang bertingkah seperti kerbau tadi dapat kesurupan dan mengejar siapa saja yang mencoba mengambil bibit padi yang ditanam. Warga masyarakat Desa Alasmalang berusaha berebut bibit padi tersebut, karena dipercaya dapat digunakan sebagai tolak-balak maupununtuk keuntungan
3.Adu Kerbau (Mapasilaga Tedong)
Adu kerbau diawali dengan kerbau bule.
Partai adu kerbau diselingi dengan prosesi pemotongan kerbau ala Toraja, Matinggoro tedong, yaitu menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas. Semakin sore, pesta adu kerbau semakin ramai karena yang diadu adalah kerbau jantan yang sudah memiliki pengalaman berkelahi puluhan kali.
Sebelum diadu, dilakukan parade kerbau. Ada kerbau bule atau albino, ada pula yang memiliki bercak-bercak hitam di punggung yang disebut salepo dan hitam di punggung (lontong boke). Jenis yang terakhir ini harganya paling mahal, bisa di atas Rp 100 juta. Juga terdapat kerbau jantan yang sudah dikebirikonon cita rasa dagingnya lebih gurih
Adu kerbau diawali dengan kerbau bule.
Partai adu kerbau diselingi dengan prosesi pemotongan kerbau ala Toraja, Matinggoro tedong, yaitu menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas. Semakin sore, pesta adu kerbau semakin ramai karena yang diadu adalah kerbau jantan yang sudah memiliki pengalaman berkelahi puluhan kali.
Sebelum diadu, dilakukan parade kerbau. Ada kerbau bule atau albino, ada pula yang memiliki bercak-bercak hitam di punggung yang disebut salepo dan hitam di punggung (lontong boke). Jenis yang terakhir ini harganya paling mahal, bisa di atas Rp 100 juta. Juga terdapat kerbau jantan yang sudah dikebirikonon cita rasa dagingnya lebih gurih
4.Rambu Solo
Rambu Solo adalah pesta atau upacara kedukaan /kematian. Adat istiadat yang telah diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun. Bagi keluarga yang ditinggal wajib membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Setelah melewati serangkaian acara, si mendiang di usung menggunakan Tongkonan (sejenis rumah adat khas Toraja) menuju makam yang berada di tebing-tebing dalam goa. Nama makamnya adalah pekuburan Londa.
Yang unik dari upacara rambu solo adalah pembuatan boneka kayu yang dibuat sangat mirip dengan yang meninggal dan diletakkan di tebing.Uniknya lagi… konon katanya, wajah boneka itu kian hari kian mirip sama yang meninggal
5.Pasola Sumba
Ini adalah bagian dari serangkaian upacara tradisionil
yang dilakukan oleh orang Sumba. Setiap tahun pada bulan Februari atau Maret
serangkaian upacara adat dilakukan dalam rangka memohon restu para dewa agar
supaya panen tahun tersebut berhasil dengan baik. Puncak dari serangkaian
upacara adat yang dilakukan beberapa hari sebelumnya adalah apa yang disebut
pasola. Pasola adalah perang-perangan yang dilakukan oleh dua kelompok berkuda.
Setiap kelompok teridiri atas lebih dari 100 pemuda bersenjakan tombak yang
dibuat dari kayu berdiameter kira-kira1,5 cm yang ujungnya dibiarkan tumpul
6.Dugderan
Duderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.
Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan
sebelum dugderan, karnaval yang diikuti oleh pasukan merahputih, drumband,
pasukan pakaian adat BHINNEKA TUNGGAL IKA , meriam , warak ngendok dan berbagai
potensi kesenian yang ada di Kota Semarang. Ciri Khas acara ini adalah warak
Ngendok sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing berkepala naga kulit
sisik emas, visualisasi warak ngendok dibuat dari kertas warna warni. Acara ini
dimulai dari jam 08.00 sampai dengan maghrib di hari yang sama juga
diselenggarakan festival warak dan Jipin Blantenan
7.Tabuik
Berasal dari kata tabut, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam.
Pada hari yang telah ditentukan, sejak pukul 06.00,
seluruh peserta dan kelengkapan upacara bersiap di alun-alun kota.Para pejabat
pemerintahan pun turut hadir dalam pelaksanaan upacara paling kolosal di
Sumatera Barat ini.
Satu Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya
mencapai 40 orang. Di belakang Tabuik, rombongan orang berbusana tradisional
yang membawa alat musik perkusi berupa aneka gendang, turut mengisi barisan.
Sesekali arak-arakan berhenti dan puluhan orang yang memainkan silat khas
Minang mulai beraksi sambil diiringi tetabuhan.
Saat matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua
Tabuik dibawa ke pantai dan selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakukan
karena ada kepercayaan bahwa dibuangnya Tabuik ini ke laut, dapat membuang
sial. Di samping itu, momen ini juga dipercaya sebagai waktunya Buraq terbang
ke langit, dengan membawa segala jenis arakannya
8.Ngaben
Ngaben adalah upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu Bali.
Dalam prosesi Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api akan membesar dan mulai berkobar menyulut sosok jenazah. Lama-kelamaan kobaran api mulai menghanguskan jazadnya yang dipercaya akan melepaskan segala ikatan keduniawian dari orang yang meninggal itu. Bila ikatan keduniawian telah terlepas, maka semakin terbukalah kesempatan untuk melihat kebenaran dan keabadian kesucian Illahi di alam sana.
Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan, keluarga dari orang yang meninggal dibantu oleh masyarakat membuat Bade dan Lembu yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya. Bade dan Lembu ini merupakan tempat jenazah yang nantinya dibakar.
Ngaben adalah upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu Bali.
Dalam prosesi Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api akan membesar dan mulai berkobar menyulut sosok jenazah. Lama-kelamaan kobaran api mulai menghanguskan jazadnya yang dipercaya akan melepaskan segala ikatan keduniawian dari orang yang meninggal itu. Bila ikatan keduniawian telah terlepas, maka semakin terbukalah kesempatan untuk melihat kebenaran dan keabadian kesucian Illahi di alam sana.
Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan, keluarga dari orang yang meninggal dibantu oleh masyarakat membuat Bade dan Lembu yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya. Bade dan Lembu ini merupakan tempat jenazah yang nantinya dibakar.
REFERENSI
1. Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010, Cerdas, Kritis dan
Aktif Berwarganegara, Penerbit Erlangga: Jakarta.
2. http://ensiklonesia.blogdetik.com/2012/05/28/upacara-adat-di-berbagai-macam-daerah-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar